Thursday, 2 November 2017

Bersabarlah, Sahabatku...




Beberapa hari ini saya mendengar cerita dari sahabat-sahabat saya. sahabat yang tangguh. wanita-wanita yang sebegitu luar biasanya. mereka begitu kuat. Di awal cerita, mereka berbicara dengan nada yang biasa, kemudian beberapa saat suara mereka sedikit parau. Ada getaran yang terbaca disetiap kalimat-kalimat yang mereka ucapkan. Kemudian suasana sedikit sendu, cerita mereka semakin berat. Ku kokohkan telingaku serta hatiku untuk menjadi sekian kuatnya agar mereka juga merasakan kekuatan yang aku pancarkan untuk mereka. hatiku sedikit sesak, batinku jadi ikut rapuh. betapa tidak, air mata seketika membuncah dari peraduan mata mereka. iya, sahabatku menangis. 

Menangis adalah salah satu hal yang bisa wanita lakukan ketika dia merasakan beberapa hal. Rasa bahagia, rasa sedih, rasa terluka, rasa kecewa, bahkan rasa kagum pun wanita akan menangis. Sahabatku, mereka adalah salah satu anugerah terindah yang Allah hadirkan dalam hidupku. Saya bersyukur telah menjadi bagian hidup dari mereka. Menjadi seseorang yang selalu diajak berbagi, dari hal kecil sampai hal besar, dari sisi kanan, dan sisi kiri. Allah ciptakan tawa dari setiap temu yang terjadi, dari setiap celah waktu yang akhirnya terpakai bersama mereka. Namun, kali ini berbeda. Sahabat-sahabatku tidak seceria biasanya. Kini hatinya sedang merasakan sedih, dadanya sedikit sesak menahan amarah yang tidak ingin diluapkan. Air matanya sesaat jatuh dan membuatku harus menyeka alirannya. Itulah mereka, wanita yang sedang terluka, tapi tidak tahu alasan yang membuatnya terluka. dan benar, Allah Maha Tahu dari apa-apa yang tidak kita ketahui.

Dan segalanya sudah menjadi rencanaNya. semua yang terjadi sudah ada dalam skenarioNya. Lalu, dalam keadaan ini siapa yang patut kita salahkan?. Tentunya adalah diri kita. Diri yang masih jauh dari kata baik, yang masih selalu saja mengeluh terhadap apa-apa yang telah kita miliki, diri yang masih selalu belum ikhlas, dan sedikitnya rasa syukur dari segala hal yang telah terjadi. Sahabatku, percayalah ini adalah sedikit ujian dariNya. Teruslah ber-istiqomah dalam kesabaran.

Sahabatku, jangan kamu buang air mata itu hanya untuk menangis sesuatu yang masih fana. Ingatlah, bahwa berharap terhadap sesama makhluk adalah ujian terberat dalam hidup kita. Dirimu akan selalu menelan rasa kecewa terhadapnya yang telah mematahkan harapanmu. Namun, cukupkan dirimu berharap kepada Sang Pemilik Makhluk. Maka kecewamu tidak akan seberat ini dan harapanmu tidak akan terpatahkan. Jika bukan sekarang, mungkin nanti. Semua ini adalah tentang waktu yang tepat. Maka sabarlah wahai diri, dan sabarlah sahabatku.

Ada beberapa cerita yang sebenarnya pernah saya alami. Dan saat ini diriku sedang ada diposisi seperti kalian. Posisi dimana keadaan harus membuatku terus bersabar dan terus ikhlas. Mulut memang mudah berkata demikian, tapi sesungguhnya hati dan diri ini sangat sulit untuk melakukannya. Berpasrah diri, adalah salah satu hal yang saya lakukan jika posisi seperti ini terlanjur terjadi. Mencoba untuk terus ikhlas agar diri bisa menerima dan melanjutkan kisah yang belum kita ketahui ujungnya.  Dan siapa yang tahu jika saya harus mengalami keadaan ini. Sungguh, Allah Maha Tahu dari segala hal yang tidak kita ketahui. Yakinlah, sesuatu yang baik akan kita dapatkan diwaktu yang baik pula.


-dariku yang masih belajar untuk selalu memperbaiki diri-

2 comments:

  1. Sopo kui Mba sing nangis? Aku koyone retti yo wonge? Si Fulan kn? Wkwk

    ReplyDelete
  2. Sopo kui Mba sing nangis? Aku koyone retti yo wonge? Si Fulan kn? Wkwk

    ReplyDelete