Beberapa
hari ini saya mendengar cerita dari sahabat-sahabat saya. sahabat yang tangguh.
wanita-wanita yang sebegitu luar biasanya. mereka begitu kuat. Di awal cerita,
mereka berbicara dengan nada yang biasa, kemudian beberapa saat suara mereka
sedikit parau. Ada getaran yang terbaca disetiap kalimat-kalimat yang mereka
ucapkan. Kemudian suasana sedikit sendu, cerita mereka semakin berat. Ku
kokohkan telingaku serta hatiku untuk menjadi sekian kuatnya agar mereka juga
merasakan kekuatan yang aku pancarkan untuk mereka. hatiku sedikit sesak,
batinku jadi ikut rapuh. betapa tidak, air mata seketika membuncah dari
peraduan mata mereka. iya, sahabatku menangis.
Menangis
adalah salah satu hal yang bisa wanita lakukan ketika dia merasakan beberapa
hal. Rasa bahagia, rasa sedih, rasa terluka, rasa kecewa, bahkan rasa kagum pun
wanita akan menangis. Sahabatku, mereka adalah salah satu anugerah terindah
yang Allah hadirkan dalam hidupku. Saya bersyukur telah menjadi bagian hidup
dari mereka. Menjadi seseorang yang selalu diajak berbagi, dari hal kecil
sampai hal besar, dari sisi kanan, dan sisi kiri. Allah ciptakan tawa dari
setiap temu yang terjadi, dari setiap celah waktu yang akhirnya terpakai
bersama mereka. Namun, kali ini berbeda. Sahabat-sahabatku tidak seceria
biasanya. Kini hatinya sedang merasakan sedih, dadanya sedikit sesak menahan
amarah yang tidak ingin diluapkan. Air matanya sesaat jatuh dan membuatku harus
menyeka alirannya. Itulah mereka, wanita yang sedang terluka, tapi tidak tahu
alasan yang membuatnya terluka. dan benar, Allah Maha Tahu dari apa-apa yang
tidak kita ketahui.
Dan
segalanya sudah menjadi rencanaNya. semua yang terjadi sudah ada dalam
skenarioNya. Lalu, dalam keadaan ini siapa yang patut kita salahkan?. Tentunya
adalah diri kita. Diri yang masih jauh dari kata baik, yang masih selalu saja
mengeluh terhadap apa-apa yang telah kita miliki, diri yang masih selalu belum
ikhlas, dan sedikitnya rasa syukur dari segala hal yang telah terjadi.
Sahabatku, percayalah ini adalah sedikit ujian dariNya. Teruslah ber-istiqomah
dalam kesabaran.
Sahabatku,
jangan kamu buang air mata itu hanya untuk menangis sesuatu yang masih fana.
Ingatlah, bahwa berharap terhadap sesama makhluk adalah ujian terberat dalam
hidup kita. Dirimu akan selalu menelan rasa kecewa terhadapnya yang telah
mematahkan harapanmu. Namun, cukupkan dirimu berharap kepada Sang Pemilik
Makhluk. Maka kecewamu tidak akan seberat ini dan harapanmu tidak akan
terpatahkan. Jika bukan sekarang, mungkin nanti. Semua ini adalah tentang waktu
yang tepat. Maka sabarlah wahai diri, dan sabarlah sahabatku.
Ada beberapa
cerita yang sebenarnya pernah saya alami. Dan saat ini diriku sedang ada
diposisi seperti kalian. Posisi dimana keadaan harus membuatku terus bersabar
dan terus ikhlas. Mulut memang mudah berkata demikian, tapi sesungguhnya hati
dan diri ini sangat sulit untuk melakukannya. Berpasrah diri, adalah salah satu
hal yang saya lakukan jika posisi seperti ini terlanjur terjadi. Mencoba untuk
terus ikhlas agar diri bisa menerima dan melanjutkan kisah yang belum kita
ketahui ujungnya. Dan siapa yang tahu
jika saya harus mengalami keadaan ini. Sungguh, Allah Maha Tahu dari segala hal
yang tidak kita ketahui. Yakinlah, sesuatu yang baik akan kita dapatkan diwaktu
yang baik pula.
-dariku yang masih belajar untuk selalu memperbaiki diri-
Sopo kui Mba sing nangis? Aku koyone retti yo wonge? Si Fulan kn? Wkwk
ReplyDeleteSopo kui Mba sing nangis? Aku koyone retti yo wonge? Si Fulan kn? Wkwk
ReplyDelete