Ini suratku yang pertama setelah aku memutuskan untuk
mendalami setiap perubahan dalam diriku. Ini juga suratku yang pertama, yang
kuharap kamu (absurd) pun bisa
membaca dari jarak yang tak mampu aku definisikan berapa meternya. Bacalah
dengan baik, pahamilah setiap bait kata yang masih belum tertata dengan rapi
ini. Resapilah setiap pesan yang tersirat dalam sajak yang masih begitu
berantakan ini. Sekali lagi, ini suratku “untukmu”
------------
“Untukmu yang namanya
selalu mengudara dalam do’a 5 waktu fardhuku… apa kabar kamu? Bagaimana
perjalanan hidupmu hari ini? Lelahkah kamu setelah seharian menjemput rezeki
mu? Rezeki berupa kenikmatan jasmani dan rohani mu. Semoga kamu baik-baik saja.
Semoga hari-harimu menyenangkan. Semoga kamu selalu bahagia. Semoga Allah
gantikan lelahmu dengan rezeki yang membarokahkanmu..
Untukmu yang namanya
selalu mengudara dalam doa di waktu dhuha-ku. Aku disini mendoakan segala
kebaikan untukmu. Kamu pasti tahu, dhuha adalah sarana menjemput rezeki, dan
tujuanku menyebutmu dalam doaku agar rezeki datang padamu dan mudah
menghampirimu. Aku berharap tiap langkahmu hari ini digantikan ribuan pahala
dan dirimu dikelilingi malaikat yang senantiasa menjagamu selalu.
Untukmu yang namanya
selalu mengudara dalam doa di sepertiga malam terakhirku. Aku disini berusaha
selalu mendekatkan diri padaNya, semoga kamu juga senantiasa mengingatNya. Aku
disini sedang berjuang untuk terus memantaskan diri dihadapanNya, semoga
kamupun juga sejalan denganku ini agar kita sama-sama mendapatkan
kebarokahanNya.
Kamu… yang bahkan aku
tidak tau siapa namamu. Yang hanya mampu aku angan-angankan bahwa namamu itulah
yang terbaik. Kamu yang diriku pun tak mampu mereka-mereka atau melukis
wajahmu. Dan aku hanyalah menyebut “kamu” . sedang apa kamu sekarang? Sudah
dimanakah perjalananmu saat ini?
Entahlah… aku tak tau
kapan waktunya tiba. Yang aku lakukan hanyalah menunggu dan terus berikhtiar
kepadaNya. Aku tidak hanya duduk manis saja, tapi ada banyak hal yang juga
harus aku perjuangkan. Bersama menunggu sebagaimana aku menantikan janji
Rabbku..
Sungguh, jarak ini
mengajarkanku tentang arti rindu dan kesabaran. Saat rindu datang, aku hanya
bisa bersujud dan memohon agar keadaan menjadi sebaik-baiknya keadaan. Aku
percaya bahwa kita akan dipertemukan dalam waktu yang tepat, iya sesuai
kehendakNya.
Satu hal yang harus
kamu pahami, cinta adalah sebuah rasa yang sudah menjadi fitrah bagi setiap
manusia. Namnu, manusia diperintahkan untuk menjaga agar cinta itu tidak
menjerumuskannya pada tindakan yang diharamkanNya.
Sampai jumpa diwaktu
nanti….”
------------------
PS: Tidak hanya diriku yang mungkin menitipkan surat ini.
Namun ribuan hati perempuan di dunia ini yang telah memahami bagaimana
seharusnya kita menjaga cinta itu juga ingin menuliskan surat kecil ini
untukmu. Semuanya kembalikan pada Sang Pencipta Rasa, Pada Dzat yang telah
membolak-balikkan hati serta perasaan kita. Jangan pernah kita merasa putus
asa, hingga tidak tahu lagi arah jalan yang benar. Inilah saatnya untuk terus
dan selalu memperbaiki diri, dan niatkan dalam hati semua ini terjadi dan kita
lakukan hanya untukNya. Iya, untuk surgaNya.
Image source by : http://blog.pianetadonna.it/
love this much dear,,, be stronger . the only one best person have been waiting for you..
ReplyDeletejust share sistaaaa.. yang terbaik untukmu juga
Delete