Monday, 31 August 2015

Wanita itu.....

Orang yang berpikir kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa mereka rengkuh setiap saat,.. betapa bahagianya mereka?

Wanita itu… selalu saja menjadi gugup setiap kali ia merasa terlalu bahagia. Bagi wanita itu… kebahagiaan layaknya balon tiup yang biasa dimainkan saat masih kecil. Disaat ia menyentuh bola balon yang berwarna pelangi disekelilingnya… balon tersebut pecah.

Dihadapan kebahagiaan, wanita itu… menyerah sebelum ia berusaha menggapainya.
Setiap saat wanita itu melangkah ke dunia luar, ia sering merasa tak terlihat. Dia terdorong kesana kemari dan terinjak.. dan saat ia berbaur di dunia keramaian, dia seolah tidak terlihat dimata orang lain. Itu sebabnya wanita itu… bersembunyi di dalam kamarnya. Kamar yang kecil itu terasa begitu nyaman baginya. Bagai sangkar burung yang sayapnya telah patah. Di dalam ruangan itu, ia dapat bernapas dengan bebas. Dia tidak pernah membayangkan dunia luar, atau merindukan dunia di luar sana..

Setidaknya sampai saat ini…
setidaknya sampai saat ini…

Wanita itu… percaya bahwa takdir seperti tali yang secara diam-diam menghubungkan hatinya dengan orang lain. Dengan tali yang tak terlihat itu, dia merasakan getaran walau hanya sedikit. Yang menghubungkan orang untuk merasakan dan memahami satu sama lain.

Saat hati seseorang tiba-tiba terhubung dengan terlalu banyak hati, membuat wanita itu merasa tidak nyaman. Lalu takdir…. Tolong berhenti menarik hatiku untuk terhubung dengan kuat.
Bagi wanita itu, sebuah luka mirip seperti  terjatuh kedalam air yang dalam. Semua penonton yang tidak tahu seberapa dalamnya luka itu kerap bertanya, kenapa dia tidak dapat menarik dirinya dari dalam air itu. Ada terlalu banyak orang yang melupakan dan meremehkan luka orang lain. Wanita itu.. tidak mau mendengarkan perkataan kosong itu. Setidaknya dari satu orang…

Setidaknya… dari satu orang itu.

Ada waktu dimana kau mengira seseorang  yang datang sambil lalu malah meninggalkan jejak dihatimu saat mereka pergi. Hanya ketika dia pergi, ia menyadari dalamnya arti pertemuan mereka.

wanita itu… percaya bahwa kehidupan adalah sebuah penyesalan yang datang terlambat.
Pintu wanita itu.. tak pernah terbuka untuk waktu yang sangat lama. Di depan pintunya yang berdebu, ia menemukan undangan menuju dua dunia yang sangat berbeda. Seseorang yang datang mendekat padanya seperti hembusan angin segar. Dan seseorang yang menghalangi angin seperti tempat perlindungan dalam badai.


Untuk pertama kalinya, wanita itu menjadi takut akan hasratnya untuk membuka pintu. Yang sekarang sedang ia lihat secara diam-diampun, wanita itu… masih takut untuk begitu dalam membawa ke dasar hatinya. Wanita itu.. menyikap luka dan perlahan-lahan menunggu agar orang itu membuka pintunya.


                                                                               -@ekaayl-

No comments:

Post a Comment