Monday, 31 August 2015

Kutanyakan Senja itu...



Senja masih saja bertahan. Mempertahankan keasriannya yang memesonakan ratusan pasang mata. Disenja itu aku menaruhkan sedikit asaku bahwa cinta yang sejatinya masih terpendam berharap  menemukan persinggahannya.

Dengan penuh harapan kukatakan kepada sang senja, dimanapun dia berada, apapun pekerjaannya, dan bagaimana parasnya, kelak sang dermaga cinta itu akan  menyambut hatiku untuk bersinggah lalu menetap dihatinya.

Terkadang rasa iri menyelimutiku, melihat para hawa bercumbu manis dengan sang adam yang saling mengutarakan isi hatinya. Iri melihat mereka yang saling menyatukan jemari, berjalan seiringan ditaman, bergurau manis nan manja mengisi keheningan.
 Lantas diriku disini menatap hati yang kosong, menunggu sang dermaga cinta menarik hatiku. Melihat jemari yang selanya belum diisi dengan jemarinya, berjalan dalam kesendirian, serta hanya mampu bercanda dengan diri sendiri, berceloteh kecil serta bertanya-tanya siapakah sosok pujangga yang mendermakan cintanya untukku.
Kini aku tertegun, terdiam, terpaku,..
 
mengoyakkan gejolak ini agar tak lagi mengelu-elukan cinta yang belum mampu kugenggam, hanya mungkin waktu yang akan menjawab segala kerisauan yang tengah tergenang. Menggenangkan hati yang tak kunjung surut oleh derasnya aliran cinta. Cinta yang dahulunya aku dapatkan, tetapi kini telah menghilang hingga belum mampu untuk aku gantikan. Sejuta tanya tentang kapan waktu itu akan terjawab untuk menjawab segala risau yang menumpuk dihatiku.

 Kini aku mengabadikan dalam diriku bahwa sejatinya hanya cintalah yang nantinya akan tumbuh, bersemi, hingga akhirnya layu. Perlu cara yang ampuh bagaimana menghidupkan kembali cinta yang telah layu.

entahlah, bahkan senja pun tak mampu menjawabnya….


                                                                                       -@ekaayl-

No comments:

Post a Comment