Thursday, 19 May 2016

Perjalanan : B R O M O

Hallo semuanya, setelah sekian bulan tidak memposting catatan kecil setelah catatan ter-SULIT saya bulan lalu. Kali ini saya lagi mencoba untuk membuat catatan kecil di setiap perjalanan yang pernah saya lakukan. Dan untuk catatan perjalanan saya mulai dari sini…

Pada akhir bulan Februari 2014 yang lalu saya bersama rombongan angkatan 2011 pendidikan Kimia melakukan kegiatan studi banding ke Pulau Jawa. Dari sekian tempat yang kami kunjungi, ada sebuah tempat yang membuat saya begitu takjub saat berada disana yaitu Gunung Bromo. Gunung Bromo merupakan ikon wisata Jawa Timur yang terkenal itu. Sungguh saya belum pernah pergi ke Gunung Bromo, jadi ini jalan-jalan pertama saya ke Bromo dan merasakan sensasi hawa dingin disana dan melihat kuda secara langsung (biasanya liatnya gak secara langsung).
Kami naik bus pariwisata dari Bandung menuju Semarang. Mampir dulu ke Solo lalu lanjut ke Jawa Timur (Semarang atau Solo dulu ya? Agak-agak lupa). Sesampainya di Kota Malang kita singgah sebentar ke Kota Batu untuk beli oleh-oleh (padahal ndak beli oleh-oleh soalnya bingung mau beli apaan). Kemudian kita istirahat ke Hotel yang katanya jaraknya nggak jauh dari daerah Gunung Bromo. Harapan kami bisa sampai ke Gunung Bromo untuk melihat sunrise pada pagi dini hari. Jadi kita harus tidur lebih awal kemudian bangun jam 01.00 lalu jam 02.00 persiapan berangkat. Dalam perjalanan tersebut kami singgah sebentar ke daerah pemukiman lereng Gunung Bromo untuk sholat subuh (kewajiban jangan dilupakan ya). You know what????, disana hawanya benar-benar dingin, bahkan saya yang udah pakai kostum tebalpun masih terasa hawa dinginnya. Namun disitu banyak sekali pengalaman yang dapat saya ambil, saya melihat kondisi lingkungan sekitar, melihat warga yang berada di daerah itu, serta melihat beberapa orang yang sama-sama melakukan perjalanan seperti saya, semuanya memiliki arti sendiri (kalian akan merasakannya sendiri). Dalam setiap perjalanan bagi saya adalah pembelajaran, jadi saya selalu suka melihat kondisi tempat saya berkunjung kemudian menyimpannya dalam memory (sampai sekarang masih kuingat jelas).

Karna hawa sudah semakin dingin, ini berarti kami sudah sampai di kawasan Gunung Bromo. Tepatnya kami berada di kawasan pegunungan Tengger. Gunung Bromo adalah salah satu puncak gunung di Pegunungan Tengger. Di tempat lain, di kawasan bibir jurang di puncak Pananjakan, puluhan orang berkumpul untuk bersiap-siap melihat sebuah pemandangan yang akan memukau mata. 

Ketika matahari semakin memperlihatkan sinarnya, sesuatu yang terselubung gelap di seberang jurang perlahan-lahan mulai terlihat bentuknya. Mula-mula berupa siluet, dan akhirnya tampaklah pemandangan yang begitu indahnya, Masya Allah. Dan sungguh luar biasa, hal itu membuat saya semakin mencintai pencipta jagad raya ini. Lagi-lagi ini pengalaman pertama saya, semoga bisa kesitu lagi tapi entah kapan. Karna wabah selfie, gruvi, atau foto rombongan udah jadi hal biasa maka moment inipun segera kami abadikan.


Puas berfoto-foto di puncak Pananjakan, kami kembali turun ke bawah. Pemandu wisata sudah menyewa belasan jip (jeep) menuju Gunung Bromo. Jip adalah kendaraan yang kuat untuk melewati lautan pasir dan jalan yang menanjak di sekitar Bromo. Satu jip diisi maksimal lima penumpang, satu orang di depan dan empat orang di belakang.
Lalu, di manakah Gunung Bromo yang kita lihat dari puncak Pananjakan? Gunung Bromo terletak di sisi kiri belakang Gunung Batok. Dari lautan pasir kita dapat melihat ratusan orang berjalan menuju puncak Gunung Bromo. Bukit yang berasap itulah puncak Gunung Bromo. Untuk menuju puncak Gunung Bromo yang ada kawahnya itu, kita bisa berjalan kaki melewati lautan pasir, atau kalau malas berjalan bisa naik kuda yang disewakan dan dituntun oleh orang Tengger. Tapi pada waktu itu saya tidak menyewa kuda karna selain takut sama kuda saya lebih suka berjalan kaki, karena akan terasa lebih menyenangkan. 


Dari ketinggian saya dapat melihat ke bawah, di bawah terhampar lautan pasir yang maha luas, puluhan jip yang menunggu di sana terasa kecil seperti mobil mainan saja, lalu tampak juga sebuah pura. Di latar belakang adalah tebing-tebing Gunung Tengger. Dari pemandangan ini dapat kita ambil pelajaran “bahwa dunia tidaklah ada apa-apanya, semuanya benar-benar terlihat kecil”. Jadi sepanjang perjalanan saya tidak pernah berhenti mengucap “Subhanallah”.


Finally, perjalanan saya sudah sampai di anak tangga tempat menuju puncak Bromo. Setelah mendaki anak tangga yang jumlahnya ratusan, sampailah kami ke puncak Gunung Bromo. Di puncak gunung inilah terdapat kawah yang terjal dan bentuknya menyerupai kerucut yang runcing ke bawah. Hati-hati berada di bibir kawah ini, meskipun sudah diberi pagar tapi tetap saja harus berpegangan supaya tidak jatuh. 

Setelah selesai, kami pun melakukan perjalanan balik. Ketika hendak turun kami bertemu salah satu turis (entah dari negara mana) dan mengajak berfoto bersama, lalu mereka mengatakan “its amazing, I like Indonesia”. Nah, sebagai Warga Negara Indonesia yang baik kita patut bangga kan. Di Bromo juga banyak sekali yang menjual bunga Edelwise yang artinya bunga keabadian. Tentunya banyak sekali definisi dari kata “keabadian” untuk versi masing-masing individu. Pada waktu itu saya tidak berniat untuk beli karna harganya mahal, tapi begitu sampai puncak kok harganya murah jadi iseng-iseng saya beli buat disimpan di rumah (dasar Ekaa nunggu harga murah dulu baru beli wkwk).
Setelah itu, kami pulang kembali ke Hotel untuk sarapan pagi kemudian melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Kalau bicara soal Yogyakarta, banyak sekali hal yang saya sukai disana.  Mungkin next post ya saya akan menulis catatan kecil saya waktu berkunjung ke Yogyakarta setelah saya menyelesaikan catatan kecil cerita KKN saya ke Pesisir Barat di Lampung ini. Terimakasih sudah membaca---


Monday, 28 March 2016

S U L I T



Sulit itu untuk menyimpan sesuatu yang sudah lama tersimpan. Dan lama-lama begitu sulit untuk membuangnya.

Sulit itu ketika kita harus menjaga yang belum tentu pantas dijaga, dan lama-lama sangat sulit untuk menghapusnya.

Sulit itu ketika kita harus meyakini sesuatu yang belum tentu yakin  atau tidaknya, dan lama-lama keyakinan itu semakin kuat rasanya.

Sulit itu ketika kita harus berpura-pura tidak mengetahui apa-apa, dan lama-lama hal itu begitu jelas ada apa-apanya.

Sulit itu ketika harus menahan sesuatu yang belum waktunya untuk diungkapkan, dan lama-lama pertahanan itu mulai melemah.

Sulit itu ketika kita harus tersenyum bahagia ketika rasa sakit menghampiri perasaan hati, dan lama-lama senyum itu sangat melelahkan.

Sulit itu ketika hal yang belum patut kita miliki malah dipatenkan untuk tidak dimiliki oleh lainnya, dan sesungguhnya tiada hak untuk semuanya itu.

Sulit itu ketika kita harus berharap dengan hal yang belum pantas untuk diharapkan, karna kita tidak mengetahui apakah harapan itu benar.

Sulit itu ketika kita merasa kuat dengan setiap perkara yang terlihat rumit, padahal rasanya ingin jatuh saat itu juga.

Sulit itu ketika kita merapalkan do'a dengan begitu khusyu' , namun kita di uji dengan sabar kapan do'a akan di ijabah-Nya.

Sulit itu ketika kita berdiam dalam waktu yang panjang, namun kita tidak tahu kapan kita mampu untuk berbicara.

Sulit itu ketika kita harus merindukan sesuatu yang belum pantas dirindukan, dan lama-lama rindu itu semakin mengudara.

Sulit itu ketika kita ada, tapi disitu kita seperti tidak ada. dan lama-lama rasanya ingin berjalan jauh darinya.

Sulit itu ketika kita telah berusaha sekuat tenaga, namun tiada pembalasan yang setidaknya membuat kita merasa lega.

Sulit itu ketika mencoba berjalan untuk saling beriringan, namun langkahnya malah melaju dengan cepatnya.

Sulit itu ketika kita menunggu ribuan detik waktu hanya tentang sesuatu yang belum pasti, dan kita masih tetap seperti ini.

Sulit itu ketika kita menghabiskan ribuan keringat untuk bertahan hidup, namun disana banyak yang begitu mudah menikmati hidupnya.

Sulit itu ketika kita harus mengikhlaskan sesuatu yang begitu berharga, meskipun ikhlas itu begitu berat.

Sulit itu ketika kita harus melihat sesuatu yang tidak ingin dilihat, namun lama-lama hal itu begitu jelas terlihat.

Sulit itu saat kita menjadi pribadi yang tegar, namun perasaan hati begitu rapuh dan menyedihkan.

Sulit itu adalah kamu.....

*Namun sesulit-sulitnya perkara itu, suatu saat nanti akan ada jalan keluarnya. Allah adalah Maha yang Mengetahui Segalanya terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui. Oleh karenanya, sesulit apapun itu sampai sekarang aku masih bisa bertahan*



Picture by : 
http://40.media.tumblr.com

Sunday, 13 March 2016

SECRET ADMIRER



Isi hati tak selamanya harus diungkapkan lewat sebuah percakapan. Terkadang, kamu hanya perlu menulisnya dan tiba-tiba orang mengetahuinya sendiri tanpa perlu kau menceritakan padanya.
Ada seseorang yang mengagumi senyummu, dan merasa kehadiranmu sungguh berarti. Dia selalu memikirkanmu walaupun dalam diam. Perlu kamu ketahui juga.

Akhir-akhir ini secret admirer adalah hal yang menjadi kegiatanku. Entah kenapa aku mulai mengagumi sosokmu. Sosok yang begitu jelas kukenali meskipun tak sebegitu akrab. Tidak ada percakapan penting, tak ada sapaan romantis, bahkan tak pernah ada nyanyian rindu satu sama lain. Semua begitu datar dan tak begitu spesial. Aku benar-benar menyukai caramu menikmati segala hidupmu dan sekelilingmu.

Aku selalu memperhatikanmu dari jauh. Sangat ingin tau kamu sedang apa, apakah kamu baik-baik saja? Aku benar-benar tak bisa menggapaimu, karena dirimu terlalu jauh untuk ku raih. Aku hanyalah penggemar rahasiamu, orang yang hanya bisa memandangimu, dan mengagumimu dari jauh. Walaupun terkadang begitu banyak moment dimana aku bisa dekat denganmu. Tapi tetap saja aku diam dan tak memberikan isyarat apapun padamu.

Terkadang aku membenci waktu. Waktu yang mempertemukan kita, dan waktu yang memisahkan kita. Bukan.. aku bukan menyalahkanmu dan waktu. Sebenarnya, aku menyalahkan diriku yang bodoh dan tetap bertahan menyukaimu walaupun dirimu benar-benar tak mengetahui tentang perasaanku. “senyum”

Kali ini tepat pukul 14.14 WIB. Ahh.. ini adalah kesekian kalinya ketika kulirik jam tanganku selalu menunjuk pada angka yang tepat dan bernominal sama. Dan siang ini, aku kembali berkutat pada hobiku ketika sendiri. Menulis. Menulis hal yang sangat ingin aku ceritakan khususnya kusampaikan padamu melalui angin. Angin yang kuisyaratkan agar dia menyampaikan pesan ini terhadapmu. Dan di siang ini juga, mungkin kamu disana masih bercengkerama dengan hobimu. Caramu menikmati hidup dan menjalaninya dengan penuh kesantunan adalah hal yang aku kagumi.

Kali ini aku benar-benar menikmati perasaan ini “pengagum:. Membuatmu sedikit menyombongkan serta berbangga hati karna kamu telah dikagumi. Selamat. Senyumku sering tersungging kali ini jika kuingat tingkah konyolku yang tak pernah kamu ketahui. Dapat kukatakan konyol, karna hanyalah dirimu yang sekarang ada dalam bayanganku, karna hanya namamu yang terkadang kutulis dalam buku harianku, dan hanyalah namamu yang tak lupa untuk kerapalkan dalam do’a-do’aku.  Mungkin kamu akan tertawa lepas saat mengetahui hal ini.

Seringkali kukatakan dalam hati, bahwa hal terindah didunia ini adalah saling mengagumi. Saling menyukai pun membutuhkan alasan dan sejuta pernyataan yang bermaksud untuk meyakinkan. Namun berkali-kali ku tekankan ini bukanlah alasan kenapa aku mengagumimu. Tuhanlah yang menyetting segalanya dan juga yang mengedit semua hingga seindah ini, aku bahkan tak pernah mengeluhi atau bahkan menertawai. Aku bahagia dan aku bersyukur.

Setidaknya aku mengagumimu dengan cara yang baik. Tidak sebegitu rendah hingga aku memohon agar dirimu juga bisa mengagumiku. TIDAK. Kubiarkan dirimu bebas dengan apa yang kamu sukai, lakukanlah apa yang membuatmu bahagia serta yang bisa membuatmu ke arah yang lebih baik. Aku mendukungmu dan diam-diam aku mendoakanmu (lagi).

Biarlah semua berjalan sebegitu adanya, aku tau bahkwa hanya Tuhan yang mengaturNya. Berusaha untuk memantaskan diri dan selalu mendekatkan diri pada Sang Pencipta Rasa, aku yakin suatu saat nanti akan kuketahui jawabanNya. Dan aku hanya berpasrah jika kelak kamu adalah pria baik yang aku cari maka Tuhan juga lah yang akan menakdirkan kita bersama. Iya, semuanya hanya Tuhan yang mengerti tentang segala ruang lingkup kisah di dunia ini. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah melanjutkan hidupku, bahwa aku juga memiliki mimpi yang besar, tak jauh beda dengan dirimu yang tentunya juga memiliki mimpi. Aku hanya perlu meyakinkan lagi dan lagi, menguatkan hati sampai kapan ini akan bertahan untuk terus mengagumi.

Jika kabar angin ini telah sampai ditelingamu, maka yang perlu kamu lakukan : cobalah melihatku, jika kamu sebegitu sibuk maka sediakan waktumu sebentar saja meskipun itu hanya beberapa detik. Hanya itu.. karna beberapa detik itu akan menunjukkan jawaban dari sekian banyak pertanyaanku disini. Dan itu semua akan menjadikan salah satu mimpiku menjadi kenyataan.

*if you can see it, please make your best choice and tell me how you feel about this and about me, good boy*