Orang
yang berpikir kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa mereka rengkuh setiap
saat,.. betapa bahagianya mereka?
Wanita
itu… selalu saja menjadi gugup setiap kali ia merasa terlalu bahagia. Bagi
wanita itu… kebahagiaan layaknya balon tiup yang biasa dimainkan saat masih
kecil. Disaat ia menyentuh bola balon yang berwarna pelangi disekelilingnya…
balon tersebut pecah.
Dihadapan
kebahagiaan, wanita itu… menyerah sebelum ia berusaha menggapainya.
Setiap
saat wanita itu melangkah ke dunia luar, ia sering merasa tak terlihat. Dia
terdorong kesana kemari dan terinjak.. dan saat ia berbaur di dunia keramaian,
dia seolah tidak terlihat dimata orang lain. Itu sebabnya wanita itu…
bersembunyi di dalam kamarnya. Kamar yang kecil itu terasa begitu nyaman baginya.
Bagai sangkar burung yang sayapnya telah patah. Di dalam ruangan itu, ia dapat
bernapas dengan bebas. Dia tidak pernah membayangkan dunia luar, atau
merindukan dunia di luar sana..
Setidaknya
sampai saat ini…
setidaknya sampai saat ini…
setidaknya sampai saat ini…
Wanita
itu… percaya bahwa takdir seperti tali yang secara diam-diam menghubungkan
hatinya dengan orang lain. Dengan tali yang tak terlihat itu, dia merasakan
getaran walau hanya sedikit. Yang menghubungkan orang untuk merasakan dan
memahami satu sama lain.
Saat
hati seseorang tiba-tiba terhubung dengan terlalu banyak hati, membuat wanita
itu merasa tidak nyaman. Lalu takdir…. Tolong berhenti menarik hatiku untuk
terhubung dengan kuat.
Bagi
wanita itu, sebuah luka mirip seperti
terjatuh kedalam air yang dalam. Semua penonton yang tidak tahu seberapa
dalamnya luka itu kerap bertanya, kenapa dia tidak dapat menarik dirinya dari
dalam air itu. Ada terlalu banyak orang yang melupakan dan meremehkan luka
orang lain. Wanita itu.. tidak mau mendengarkan perkataan kosong itu. Setidaknya
dari satu orang…
Setidaknya…
dari satu orang itu.
Ada
waktu dimana kau mengira seseorang yang datang
sambil lalu malah meninggalkan jejak dihatimu saat mereka pergi. Hanya ketika
dia pergi, ia menyadari dalamnya arti pertemuan mereka.
wanita itu… percaya bahwa kehidupan adalah sebuah penyesalan yang datang
terlambat.
Pintu
wanita itu.. tak pernah terbuka untuk waktu yang sangat lama. Di depan pintunya
yang berdebu, ia menemukan undangan menuju dua dunia yang sangat berbeda.
Seseorang yang datang mendekat padanya seperti hembusan angin segar. Dan
seseorang yang menghalangi angin seperti tempat perlindungan dalam badai.
Untuk
pertama kalinya, wanita itu menjadi takut akan hasratnya untuk membuka pintu.
Yang sekarang sedang ia lihat secara diam-diampun, wanita itu… masih takut
untuk begitu dalam membawa ke dasar hatinya. Wanita itu.. menyikap luka dan
perlahan-lahan menunggu agar orang itu membuka pintunya.
-@ekaayl-