19.43 WIB
Sudah sekian lama senyum itu belum terlihat. Perlahan aku
menyingkap tirai jendela berharap akan datang cerita berbeda dari hari kemarin.
Namun ternyata semesta belum memberikan izinNya. Dan lagi-lagi aku belum bisa
melihat senyuman itu. Sangat teriris, dan begitu menyesakkan rasanya ketika
menjalaninya. Oh Tuhan, kemanakah perginya?
Seketika aku terbayang tentang cerita lalu. Saat tawa itu
ada, saat suara itu begitu jelas kudengar, saat raga itu begitu jelas aku
lihat, dan saat senyuman itu begitu indah melengkung diwajahmu. Semangatku
menjadi kuat dan hari-hariku begitu sempurna sebelum ini. Setiap fajar bahkan
sampai senja itu menghilang, dirimu tak pernah lupa untuk memberikan senyuman
itu. Aku mengingatnya.
Aku masih seperti yang dulu dan akan terus menjadi diriku
yang dulu. Hanya waktu dan usia yang berubah. Begitupun dirimu yang juga
berubah termakan usia dan waktu. Bukanlah sosok yang kekanakan dan bukanlah
sosok yang memanjakan. Di usiamu yang selalu aku jadikan panutan, dan akan
selalu menjadi hal yang tak akan kulupakan. Hanya saja cerita Tuhan sedikit
membuatku tertekan, begitu dahsyat dan sangat menyakitkan. Namun inilah takdir
yang selalu aku yakini bahwa inilah yang terbaik. Ujian yang harus sama-sama
kita lewati dengan penuh rasa ikhlas dan sabar. Yakin. Maka tersenyumlah.
Aku merindukan senyummu. Berkali-kali kuucapkan dalam tiap
rapalan do’aku “aku rindu”.
“Perasaan adalah
perasaan, tidak kita bagikan dia tetap perasaan. Tidak kita sampaikan,
ceritakan, dia tetaplah perasaan yang tidak berkurang satu helai pun nilainya.
tidak hilang satu daun pun dari tangkainya”. Begitulah rasa yang kuciptakan
terhadapmu sejauh ini. Dari ku dini hingga tumbuh sebesar ini perasaan itu tak
pernah berubah. Semua ini karnamu. Iya, karnamu.
Aku ingin bertemu dan
melihat senyummu lagi. Besar akan rinduku ini sudah begitu menyebar dalam
nadiku. Aku ingin melanjutkan perjalananku bersamamu. Menua dan berbagi
kebahagiaan juga bersamamu. Kamu harus kembali bersama senyuman itu. Jangan
biarkan rindu ini terus menyerang bertubi-tubi. Bagian terperih ini akan
berlalu, pasti. Dengan kehendak Tuhan.
“ gagal, kali ini
gagal bersembunyi dibalik kata-kata bijak yang selalu mampu membuat aku
terlihat tangguh padahal hancur lebur harapan”.
(Gagal Bersembunyi- The Rain)
(Gagal Bersembunyi- The Rain)
Di lima waktu bahkan tahajudku, kutitipkan do’a padaNya agar
senyummu kembali merekah. Agar rinduku tak melulu bergejolak dan terus
bersembunyi disini.
“Ya Tuhan biarkan
malaikat tanpa sayap ini tersenyum, jauhkan segala sakit yang menetap dalam
dirinya. Buanglah setiap luka yang tengah menutupi garis tawanya. Dekatkanlah bahagiaMu
dan keajaibanMu kepada dirinya dan kami. Jadikan sabar ini adalah penahan,
jadikan ikhlas ini sebagai obat, dan jadikan do’a ini sebagai wujud bersyukur
kepadaMu.”…..
Sekali lagi…
Aku RINDU senyummu, Bu….
Catatan Kecil
*untuk ibuku tercinta,
semoga lekas sehat dan selalu bahagia*
Aamiin
ReplyDeleteSemoga rindu rindu lainpun kan segera tersampaikan yaa beibss 😘
Aamiin, semoga yang baik2 juga kan datang padamu cincaa
Delete