Sunday, 25 September 2016

DALAM DIAM


Mungkin memang…
Hanya hening yang dapat tercipta diantara dia manusia yang sama-sama sedang menanti kabar bahagia datang menghiasi kisahnya.
Meski diam-diam, saling mendo’akan dimalam-malam panjangnya.
Meski diam-diam, ada harap yang diselipkan diantara berbagai keputusasaan.
Meski diam-diam, tetap dan selalu bertanya, “Siapakah dirimu, sosok yang telah Allah pilihkan untukku?”

Detik demi detik berlalu….
Aku merasa seperti telah begitu lama menunggu.
Aku sudah merasa begitu lelah menanti.
Namun keyakinanku, tidak akan pernah pudar sedikitpun.
Ya, keyakinan bahwa Allah akan selalu menjadi teman setia dalam setiap langkah-langkah ini.
Keyakinan bahwa setiap do’a-do’a yang selama ini terucap akan menjadi sebuah harapan yang selama ini telah terbangun.
Dan setiap kepercayaan akan sebuah penantian yang berujung indah, selalu menjadi hal yang menyenangkan dalam setiap tapakan kaki ini berpijak.

Aku percaya, setiap mata ini akan bertemu dengan tatapan penuh kemuliaanNya.. Setiap lisan ini akan bertemu dengan ucapan yang begitu jujur dihadapanNya. Setiap tangan ini akan menggenggam dan tergenggam dengan segenap kebahagiaanNya. Setiap pundak ini akan saling menopang setiap beban dan rasa syukur yang tiada hentinya. Dan… seluruh hati ini nantinya akan disinggahkan pada hati yang sama-sama saling menantikan ridhoNya. Menyenangkan bukan?

Hanya saja, aku belum melihat jelas dimana cahaya itu mulai tampak. Bagaimana cahaya itu akan muncul dihadapanku. Dan seperti apa cahaya itu akan bersinar kepadaku. Begitu misteri dan sungguh rahasia yang sampai detik masih menjadi pertanyaan utamaku.
Maka untukmu, aku memilih untuk diam-diam menunggu. Tanpa mengatakan kepada siapapun bahwa disini, aku sedang menanti kedatanganmu. Diam-diam aku menyelipkan harap diantara berjuta kecemasan dalam hatiku. Ya, diam-diam.

Jika memang waktu sudah menyatakan untuk tiba, semua akan terlihat. Aku yakin bahwa Allah tidak akan menuntunku kepada orang yang salah. Kuisi hariku dengan menata ruang-ruang yang nantinya akan kuisi bersamamu. Membersihkan butiran-butiran debu masa lalu agar kedepanku menjadi begitu manis ketika berjalan tepat disampingmu.

Entahlah, siapa pun nantinya.
Aku tetap menunggumu…. Mendoakanmu..
Dalam diamku…